| | | |

Malam Puncak Dies Maulidiyah ITSNU-STAIS Pasuruan dan Harlah NU Ke-96 Tahun 2022

Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengatakan, saat Wahabi menguasai Arab banyak ulama-ulama asal Indonesia seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, Mbah Munawir Krapyak dan lain lain kembali ke Indonesia dengan membawa kitab kitab asli Hijaz yang akan di musnakan oleh Wahabi.

“Alasan utama para ulama Indonesia ingin pulang ke Indonesia adalah ingin menyelamatkan karangan kitab para ulama ulama di Hijaz yang akan di musnahkan, oleh Wahabi,”ujarnya saat mengisi Dismauliyah Institut Teknologi Sains Nahdhatul Ulama (ITSNU) Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin (STAIS) Pasuruan dan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama ke 96 Senin (31/01/2022) di Aula KH KH Ahmad Jufri Graha PCNU setempat.

Tidak hanya itu, lanjut Kiai Marzuki, makam-makam ulama Ahlussunnah wal Jamaah juga di hancurkan dan kitab-kitabnya dibakar. Kemudian setelahnya, menerbitkan kembali kitab Shahih Bukhari, Muslim, atau pun kitab tafsir versi mereka yang telah dilakukan perubahan.

“Lantas, mau cari kitab yang aslinya di mana. Ya hanya di Indonesia. Atas dasar itu, kita menjadikan ulama Nusantara sebagai patokan, bahwasanya Kitab-kitab di Nusantara a tidak dimusnahkan, yang sanadnya masih sambung punya kepada Rasulullah SAW,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama Kiai Marzuki mengatakan, negeri ini merupakan negeri yang menyelamatkan makam makam ulama, habaib dan kitab-kitab Ahlussunah Wal Jamaa’ah.”Bersyukurlah menjadi orang Indonesia. Hal tersebut karena Ulama dan Habaib di Indonesia masih berpegang teguh kepada kitab kitab Bukhori yang asli dan bisa dijadikan patokan ketika kalian belajar di luar negeri,” ujarnya.

Disisi lain Kiai Marzuki mengatakan, utamakan patuh terhadap Kiai dan Habaib Indonesia dari pada patuh kepada Kiai dan Habaib luar negeri menurutnya Kiai dan Habaib Indonesia lebih mengerti Islam Nusantara.”Mereka sama sama alim, namun yang membedakan adalah pengalamannya,”ujarnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang mengatakan, Nahdlatul Ulama ini di bentuk dan di desain oleh ulama ulama Nusantara. Mazhabnya Asy’ariah Maturidiyah, fikiqhnya Mazhab 4, torikotnya Imam Juned dan Imam Ghozali.

“Jadi NU ini produk dalam negeri yang harus di banggakan karena dengan membaca maulid Di’ba, Habsyi, Istighosah, Rotiban dan lain sebagainya dapat menyetukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),”tutupnya.

Similar Posts